Headlines News :
Home » , , » Sejarah Singkat IKATAN MAHASISWA DDI (IMDI)

Sejarah Singkat IKATAN MAHASISWA DDI (IMDI)

Written By STAI DDI Kota Makassar on Tuesday 16 December 2014 | 11:41


STAI DDI MKS - Ikatan Mahasiswa DDI (IMDI) adalah salah satu badan otonom DDI yang menghimpun dan membina mahasiswa DDI untuk kembali mengabdi pada organisasi Islam Darud Da'wah Wal-Irsyad. IMDI didirikan pada tanggal 12 Rajab 1388 H. Bertepatan dengan 10 Oktober 1969 M. Pada Muktamar DDI XI di Watangsoppeng. (PD-IMDI Bab 1 pasal 1 ayat 2). IMDI bertujuan untuk membina generasi muda menjadi kader bangsa yang cerdas, tangguh, dan bertakwa kepada Allah SWT dalam menjalankan ajaran Islam berdasarkan al-Qur'an dan Ahlull Sunnah Wal Jama'ah. Keberadaan IMDI dlam jajaran organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan telah terdaftar sebagai anggota pleno DPD KNPI SUL-SEL dan sementara diproses manjadi anggota pleno KNPI Pusat.


SEKILAS TENTANG PERKEMBANGAN IMDI
  • IMDI pada awal periode kepengurusannya masih bersifat perwakilan mahasiswa DDI, untuk mengikuti Muktamar DDI, belum eksis secara organisatoris.
  • Perkembangan IMDI dari awal hingga memasuki periode ke-4 lebih menitikberatkan perhatian dan pengembangan DDI secara keseluruhan sehingga kelihatan sangat lamban dalam menangani masalah pengembangan struktur organisasi dan kelembagaan.
  • Eksistensi IMDI sabagai sebuah organisasi kader Yang berbasis kemahasiswaan baru terlihat pada tahun 1980-an. Setelah mencoba melakukan kegiatan kaderisasi, tetapi masih sangat terbatas pada daerah tertentu seperti Pare-Pare, Barru, Pangkep, dan Ujung Pandang (Makassar).
  • Setelah Muktamar DDI XVII di Sudiang Kotamadya Ujung pandang (Makassar), IMDI berusaha menunjukkan kreativitasnya dengan memindahkan sekretariat pucuk pimpinan dari kotamadya pare-pare bersamaan dengan pindahnya sekretariat PB DDI ke ujung pandang (Makassar).
  • IMDI pda periode 1993-1998 telah mengalami perkembangan di beberapa daerah strategis seperti Sulawesi tengah dan Kalimantan Timur dan pucuk pimpinan ini sempat melakukan kegiatan “Rihlah Ilmiah” ke Kalimantan timur. Pada periode ini pula, IMDI cukup banyak menelorkan kadernya melalui kegiatan kederisasi yang dilakukan baik tingkat dasar maupun tingkat menengah serta banyak melakukan rihlah ke pondok-pondok pesantren DDI di Sulawesi selatan.
  • Di akhir periode 1993-1998, IMDI kembali menorehkan reputasi dengan berhasilnya melakukna kongres bersama badan otonom DDI (IMDI,IP DDI, dan FADI) di pondok pesantren Kaballangan pirang, 1999 dibuka oleh ketua DPA Republik Indonesia.
  • Pasca kongres bersama tersebut, semua badan otonom DDI mengalami kondisi yang amat memprihatinkan karena cenderung passif dan sangat sedikit melakukan kegiatan. Kondisi ini berjalan sampai akhir periode kepengurusan dengan terlaksananya Kongres bersama IMDI dan IP DDI di kabupaten Sidrap yang dihadiri oleh bapak Menko Polkam, hal ini didukung oleh usaha dan kerja keras panitia pelaksana.
  • Kepengurusan baru IMDI sebagai hasil dari kongres VII telah disusun dan sementara dalma proses menata ulang organisasi setelah mengalami masa-masa suram pada periode sebelumnya.
BEBERAPA KONSEP PENGEMBANGAN IMDI
  • Agenda masalah
  1. Krisis kaderisasi
  2. Konstitusi kelembagaan secara internal
  3. Kondisi internal IMDI
  • Langkah strategis untuk pemecahan masalah
  1. Mengefektifkan kegiatan kaderisasi di tingkat pengurus Cabang IMDI ke bawah
  2. Membenahi struktur kelembagaan organisasi, termasuk statute IMDI dalam jajaran DDI dan organisasi kepemudaan.
  3. Menyusun sejumlah institusi kelembagaan yang belum selesai seperti juklat dan materi Dasar pengkaderan, dokumen historis IMDI, NDP-IMDI dan sebagainya untuk disalurkan kepada segenap pengurus IMDI di seluruh daerah definitif.
  4. Mengusahakan terwujudnya usaha-usaha ekonomi pengembangan organisasi melalui program kemitraan di samping kegiatan rutin yangb menjadi keharusan bagi organisasi.
  • Analilis Faktor Pendukung
  1. Dokumen historis terlahirnya DDI yg dirintis oleh sejumlah ulama besar sul-sel.
  2. Sejumlah besar pondok pesantren, madrasah dan sekolah tinggi DDI.
  3. Kader IMDI yang nota bene telah banyak yang bekerja di instansi pemerintah dan swasta, serta banyak yang telah menyelesaikan program pendidikan S-2 dan S-3.
  4. Nilai Dasar Pengabdian IMDI yang berbasis pasa ajaran islam Ahlussunnah wal jamaah pada tataran ideal dalam bingkai konstitusi dan program kerja secara operasional. Di samping itu, nilai structural yang diwariskan oleh Almarhum Gurutta K.H.Abd. Rahman Ambo Dalle sebagai pendiri utama DDI, seperti nilai keiklasan, semangat pengabdian, kebersaan, dan kekeluargaan, sifat istiqamah dan sebagainya.
  • Peran IMDI
  1. Sebagai kader pemikir bagi DDI yang diharapkan lahir sebagai pemimpin hari esok.
  2. IMDI adalah lapisan masyarakatilmiah yang diharapkan tampil lebih kritis, analik, argumentif, objektif, sistematiik, mandiri dan bertanggung jawab.
  3. Sebagai kader IMDI, diharapkan mengambil peran efektif dalam kehidupan berbangsa, beragama dan masyarakat supaya betul-betul menjadi insan kader yang dibutuhkan di mana-mana dan tidak akan pernah kemana-mana.
  • Untuk direnungkan
  1. DDI adalah rumah kita bersama, benahilah rumah kita sebelum anda beranjak membenahi rumah orang lain.
  2. DDI adalah wadah pengadabdian bagi setiap alumni dan kadernya, dan otang yang mengabdi di DDI akan senatiasa menemukan “IRSYADnya” DDI, sebaliknya orang yang menghianati DDI tidak akan menemukan “berkahnya” DDI.
  3. Kebesaran DDI hanya bisa kita capai jika dibangun dengan semangat kebersamaan dalam bingkai kekeluargaan.
  4. Kebesaran IMDI adalah alamat kebesaran DDI hari esok.
Bagaimana dengan Pengkaderan IMDI STAI DDI Makassar....? Mana Para Pengurusnya...?? Heheheh 



Share this article :

0 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. BLOG STAI DDI MAKASSAR - All Rights Reserved
Darud Da'wah Wal-Irsyad Wadah Persatuan Membangun Peradaban Islamdalam bingkai NKRI